Tips Hiking Ke Puncak Galau


Bukan!
bukan tips buat galau, tapi buat hiking ke puncak galau.
ciyusan. wkwk.

Setelah beberapa hari lalu gue hiking yang kedua kalinya ke puncak galau, gunung kapur yang terletak di Ciampea, Bogor, ternyata cukup banyak hal baru yang gue temukan. Sebenarnya puncak galau ini sudah mulai ramai oleh para pendaki maupun warga sekitar bogor dan Jakarta, namun pengelolaannya mungkin belum maksimal sehingga ada beberapa fasilitas yang belum memadai.
Memang baru dua kali gue kesana, tapi sepertinya beberapa tips dan info yang bakal gue share akan sedikit berguna buat kalian yang berniat ngecamp atau sekedar tek tok ke puncak galau.

Apa saja? Yuk marii ….
Pertama.
Elu kudu pakai celana lapangan dan kaos/baju dry fit.
Kenapa? kalo pake celana jeans kita jadi cepet capek karena berat. Nggak ada gunanya kita kelihatan keren di foto tapi pendakiannya sengsara oleh jeans yang ketat dan sempit. Pastikan juga kalian bawa baju ganti, jadi pas sampe di puncak langsung bisa ganti baju yang basah karena keringetan dengan baju yang baru. Lebih hangat, wangi dan keren. 
Ps: Gue pake celana jeans dan ga enak banget, berat, dingin dan susah nyucinya.  😂😂😂
 
Kedua.

Say yes to Sepatu Gunung!!
Selama dua kali kesana, gue selalu ketemu dengan banyak pengunjung puncak galau yang nggak safety banget selama pendakian, khususnya untuk kaki mereka. Coba elo bayangin, nanjak gunung yang treknya bebatuan, tanah cokelat yang licin banget kalo hujan, dan nggak ada bonus sama sekali menggunakan sepatu buat ngemall. Sepanjang jalur gue selalu merhatiin sepatu mereka dan kebanyakan yang mereka gunakan seperti sandal cr**cs, sepatu conv*rs, sepatu running dan masih banyak lagi, bahkan ada yang pake sandal jepit biasa. Akhirnya, mereka jadi sulit melakukan pendakian dengan kondisi trek seperti itu, dan paling bahaya adalah sangat rentan kaki kita terkilir karena nggak ada pelindung yang baik. 

Waktu pertama kali gue ke puncak galau, gue pake sepatu gunung dan itu bikin pijakan kaki gue lebih kuat walaupun kondisi jalurnya lagi licin parah karena habis hujan. Yang kedua, gue pake sandal gunung plus kaos kaki, cukup nyaman, tapi gue lebih saranin untuk pake sepatu gunung. Karena selain nyaman, kuat, melindungi kaki dari cedera dan nggak licin, gue jadi tampak lebih keren, wkwk.

Pendakian kedua, gue pake sendal, tapi lebih nyaman pake sepatu.

Ketiga.
Topi Rimba, Buff dan Manset

Yah nggak harus topi rimba juga sih, yang penting kudu pake topi. Gunanya buat lindungi kepala dari sinar matahari, Karena di atas jam setengah tujuh pagi, mataharinya panas pol, sumpah!
Buff sendiri bisa jadi pilihan sih dipake atau nggak. Tapi kalo gue peribadi, wajib dibawa kemana – mana, selain gunanya nutupin wajah dari terik matahari dan debu, bisa juga buat nutupin mulut kalo lagi tidur, ngeri ngiler wkwk.
Nggak mau kan kulitnya belang – belang? Pake manset tangan. Urusan kelar. 



Keempat.
Mendaki saat malam.
Iya gue tahu mendaki waktu malam itu bahaya, tapi untuk puncak galau dengan kondisi siang hari yang panassss banget mending naiknya pas malam, karena selain nggak kepanasan, nggak gampang haus, sepi nggak perlu tunggu – tungguan, kita juga bisa nikmatin view city light yang ciamik keren banget. Selain itu juga nih, kita nggak perlu histeris banget lihat bentuk jalurnya kayak apa, haha. Dari pengalaman gue waktu pertama kali kesana, pendakiannya malam hari, yang gue tahu jalurnya penuh batu, licin dan curam tapi gue tetap tenang karena nggak ngelihat. Tapi pas besok siang waktu turun, gue sempet histeris dan nggak percaya kalo semalam gue lewatin jalur yang sama, wkwk. 

Pendakian tahun 2016

Pendakian tahun 2017


Kelima.
Camp atau tektok?
Nah, bagi kalian yang berniat ngecamp, sebaiknya mendaki setelah maghrib, biar kebagian tempat untuk bangun tenda. Untuk yang tektok, cukup bawa fly sheet dan kain buat alas duduk.

Keenam.
Peralatan mendaki dan logistik
Ehm… pasti laper kan? Mau ngopi kan? Nah bawa nesting, kompor, gas dan air mineral yang cukup.
Selain itu, hati – hati sama monyet yang berkeliaran bebas. Mereka suka curi makanan bahkan ngerampas dari kita. Tapi selama ini, belum pernah ada kasus pendaki yang diserang Gimin atau monyet di sana. 



Ketujuh.
Udah bosen kan di ingetin untuk bawa turun sampah? Yaudah nggak usah gue kasih tahu lagi ya. wkwk.

Terakhir.
Di basecamp sendiri, kamar mandi seadanya banget. walaupun airnya bersih dan lancar, tapi pintunya rusak dan nggak ada jamban. jadi siap - siap nahan pup atau kalo enggak kalian bisa numpang ke rumah penduduk setempat.

Hmm, apalagi ya..
Itu aja sih, kalo gue inget gue tambahin lagi ya..
Bye.

dwitsa

Komentar

Postingan Populer